Urban farming menjadi tren dan kegiatan baru yang digemari banyak orang terutama di daerah perkotaan. Dinas Pendidikan Kota Semarang, Jawa Tengah mencoba memasukkan urban farming dalam kurikulum belajar bagi siswa di wilayahnya. Dengan urban farming, diharapkan generasi muda mendapatkan berbagai manfaat seperti berlatih kesabaran maupun siap menghadapi tantangan masa depan. Ibu Taufik Nurhidayati juga berpendapat bahwa ada nilai-nilai positif yang diajarkan dalam urban farming yang bisa dipelajari siswa. Karakter pelajar akan dibina dengan mempraktikan langsung kegiatan bercocok tanam. Menanam butuh ketelatenan dan kesabaran luar biasa. Misalnya, jika tanaman diserang hama, lalu mati, maka kita harus menanam lagi. Jadi harus telaten dan sabar jika mau berhasil ujarnya.
Kegiatan urban farming ini dilakukan dengan menanam tanaman cabai, lidah buaya, biji kangkung, dan daun kelor menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan. Adapula penyebaran benih lele sebanyak 30 benih yang dimasukkan ke dalam tong bekas pakai. Dalam penanaman biji kangkung menggunakan penanaman metode hidroponik. Dengan hidroponik dan akuaponik, masyarakat dapat menggunakan lahan yang ada untuk menanam sayur dan memelihara ikan untuk konsumsi pribadi agar terhindar dari bahaya pestisida dan antibiotik. Kegiatan dilakukan bersama-sama pada hari Jum’at, 27 Januari 2023 pukul 11.00 hingga siang hari di lapangan sekolah. Semua guru dan karyawan bekerja bakti menanam tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan dan tanaman yang dapat dikonsumsi nantinya. Guru dan karyawan sangat antusias dalam proses tanam menanam.
Urban farming merupakan usaha pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka yang ada di sekitar masyarakat. Luas lahan yang digunakan rata-rata seluas 5-50 m2. Komoditas yang umum diusahakan adalah tanaman yang berumur pendek seperti aneka sayuran, daun, buah, tanaman obat, serta tanaman hias. Urban farming berkaitan dengan ketahanan pangan. Sebab, seseorang mampu menanam beragam buah dan sayuran tanpa lahan yang luas.
Urban farming memiliki banyak manfaat mulai dari segi sosial dan ekologi. Dari segi sosial, dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan urban farming. Dari segi ekologi yaitu dapat memperbaiki kualitas udara, memberikan keindahan. Adapula manfaat lain dari urban farming yaitu menjadikan makanan lebih sehat, dapat mengkonsumsi sayur dan buah lebih rutin, adanya peningkatan aktivitas fisik, dan meningkatkan suasana hati.
Urban farming sangat berperan besar dalam menyerap cemaran karbondioksida, sekaligus menyediakan suplai oksigen di udara. Akibatnya, semakin besar area yang ditumbuhi tanaman akan semakin besar kemungkinan terciptanya udara yang lebih bersih dan segar. Sehingga, urban farming ini memiliki banyak manfaat dan tujuan bagi masyarakat.