Sholat adalah tiang agama. Fungsi tiang bagi sebuah bangunan adalah menjadi komponen yang sangat penting, agar bangunan tersebut tidak mudah roboh. Ini menggambarkan betapa shalat memegang peranan penting dalam membangun kehidupan berkeluarga karena sholat sendiri merupakan amalan yang sangat penting dibanding amal ibadah lain. Dengan begitu, penegakkan nilai-nilai agama tersebut dipupuk dalam setiap anggota keluarga. Maka dari itu pastikan bahwa seluruh anggota keluarga menegakkan sholat dengan baik, dan sangat dianjurkan untuk membiasakan sejak dini agar anak-anak mengerti dan paham tentang pentingnya sholat, bahkan akan lebih baik jika anak diajarkan tata cara sholat sejak usia dini.
Kami mencoba membiasakan kepada anak untuk melibatkan dalam setiap aktifitas sholat, minimal dengan mendengarkan suara ajakan sholat atau adzan, kemudian mengajarkan cara berwudhu dengan menggunakan lagu, praktek secara langsung berwudhu di tempat wudhu, praktek mengerjakan sholat dan menjadi imam saat sholat berjamaah.
Orang tua diharapkan perlu melatih anak untuk sholat di sampingnya, dan ajak anak untuk mengikuti bacaan dan gerakan sholat. Ajak anak untuk mengikuti bacaan mulai dari bacaan Al-Fatihah, karena bacaan inilah yang harus dibaca oleh anak yang sedang berlatih sholat, maka target bacaan pertama yang harus diajarkan untuk dihafalkan dalam mendirikan sholat adalah bacaan Al-Fatihah.
Melatih gerakan dan bacaan sholat pada anak usia dini harus berulang-ulang, semakin sering anak mendapatkan stimulasi tentang gerakan sholat dengan bacaannya semakin sering dibaca dan didengar setiap hari, maka semakin cepat anak-anak untuk hafal bacaan-bacaan dan gerakan sholat tersebut. Mengajarkan gerakan sholat kepada anak dilakukan secara bertahap, misal dalam tahap awal, fokus memperhatikan dan memastikan sedekap tangan anak sampai benar, sebelum beranjak ke gerakan selanjutnya. Perhatikan hasil latihan ini misalnya untuk jangka waktu 1 sampai 3 bulan baru selanjutnya fokus mengajarkan gerakan lain. Lakukanlah dengan khusyuk dan tidak dipaksakan.
Memberikan pujian saat anak sudah mau melaksanakan sholat sesuai arahan kita, misalnya dalam tahapan ini kita mentargetkan anak hafal Al-Fatihah, maka ketika anak sudah hafal, kita berikan ungkapan bahagia dan kagum kepadanya untuk menambah semangatnya dalam mengerjakan sholat. Saat melakukan kegiatan sholat di sekolah maka guru lah yang menjadi panutan bagi anak-anak didiknya, akan tetapi ketika di rumah maka orang tuanya lah yang menjadi panutan bagi anak-anak. Dalam hal ini, orang tua harus menjadi suri teladan yang baik bagi sang anak dengan senantiasa melakukan hal-hal baik dalam lingkungan keluarga.